
Kantorberita.co.id – (Banjarnegara), Mendasarkan diri pada Tata Gereja dan Tata Laksana (TGTL) Gereja Kristen Jawa pasal 13, perihal Emeritasi Pendeta, Majelis Gereja Kristen Jawa (GKJ) Getzemane melaksanakan ibadah emeritasi untuk Pdt. Drs. Wagimin. Ibadah emeritasi yang dibalut dengan nuansa Jawa dan musik keroncong. Ibadah dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Juli 2023 dipimpin oleh Pdt. Gati Seputra, S.Th.
Pemahaman Emeritus
Tidak semua orang paham mengenai emeritus. Hanya kalangan tertentu yang memahaminya. Emeritus merupakan penghargaan yang diberikan untuk seorang pensiunan sebagai profesor, uskup, pastor, pendeta, atau profesional lainnya. Dalam banyak kasus, istilah emeritus diberikan secara otomatis kepada semua orang yang pensiun pada tataran tertentu.
Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ
Sesuai dengan TGTL pasal 13, bagi pendeta jemaat yang berusia 60 tahun, atau karena alasan khusus yang dapat dipertanggungjawabkan, pendeta tersebut dinyatakan emeritus. Secara fungsional, pendeta emeritus masih dapat melayani jemaat, sesuai dengan jabatan yang melekat. Sedangkan secara struktural, pendeta emeritus sudah tidak lagi masuk dalam struktural kemajelisan. Dirinya sudah tidak masuk dalam kepemimpinan gereja yang bersifat kolegial. Kepemimpinan di GKJ tidak tunggal, terdiri dari Penatua, Pendeta dan Diaken.
Hari Depan Yang Penuh Harapan
Melalui bacaan Kitab Yeremia 29:11, dihadapan ratusan jemaat dan tamu undangan yang hadir, Pdt Drs. Wagimin yang memasuki emeritasi menyampaikan khotbah bungsunya. Khotbah bertema Hari Depan yang Penuh Harapan disampaikan lancar dan menarik. Disinggung, bahwa dalam hidup ada 3 hal yang tidak bisa kembali, yakni : waktu, kenangan dan kesempatan.Selain itu ada 3 hal juga yang tidak boleh hilang, yakni : iman, pengharapan, dan kasih. Selaku oran beriman harus memiliki pengharapan. Kalau tidak hidup yang dijalani tidak akan menghantarkan kemajuan sama sekali.
“Situasi hidup sekarang ini dipenuhi dengan berbagai macam tantangan dan penderitaan. Memang tidak sedikit membuat orang takut, kuatir, panik, sedih dan lain sebagainya. Berdasarkan Yeremia 29:11 Tuhan Yesus telah memberikan rancangan damai sejahtera, sehingga orang percaya memiliki hari depan yang penuh harapan” jelas Wagimin, yang saat berkhotbah, disamping mengenakan toga juga memakai blangkon. Paduan budaya barat (toga) dan budaya Jawa (blangkon).

Sambutan-Sambutan
Dalam sambutannya, Bapak Wasis Pujirahayu, S.Sos selaku Camat Purwanegara Banjarnegara, menceriterakan kesaksiannya di tengah jemaat GKJ Getzemane. Baru pertama kali dalam hidupnya mengikuti ibadah Kristiani. Beliau merasa terharu sekaligus bangga. Tidak menduga dalam keberagaman orang Kristen, tetap terlihat kompak. Sekalipun minoritas, namun terlihat karya nyata dan kiprahnya luar biasa. Di penghujung sambutannya, ia berpesan, supaya menjaga Indonesia, khususnya dalam proses Pilpres 2024 nanti.
“Betul saya terharu sekaligus bangga. Melihat keberagaman orang-orang Kristen yang beragam, namun kompak. Kiprahnya luar biasa. Apalagi pendeta emeritus masih tetap mendapat gaji. Seperti PNS yang purna tugas mendapat pensiun” ujar Wasis.
Mewakili 345 GKJ yang tersebar di Pulau Jawa, dan 388 pendeta aktif di Sinode GKJ, Pdt. Sundoyo, S.Si, M.B.A selaku Sekretaris Umum Sinode GKJ, menyampaikan selamat atas emeritasi Pdt. Drs. Wagimin. Selanjutnya, Sundoyo mempersilahkan pendeta yang sudah emeritus bergabung dengan 90 pendeta yang sudah emeritus terlebih dahulu.
“Pencapaian yang luar biasa sebagai pendeta emeritus. Hal tersebut merupakan bagian perjalanan hidup dan iman. Tentu hal itu terjadi karena dukungan dari keluarga, rekan sekerja para pendeta dan masyarakat semua” ujarnya.
Di punghujung acara, Bapak Dr. Rendra Sabita Noris, SH, MH, M.Kn mengatakan acara emeritasi seperti ini baru pertama kalinya terjadi di Desa Puwonegoro. Kepala Desa yang menyandang gelar sebagai seorang Doktor, mengucapkan terima kasih atas toleransi dan moderasi beragama di wilayahnya. Dirinya meminta doa restu kebersamaan masyarakat nanti, pada tanggal 22-28 Juli ada kegiatan rutin dua tahunan sekali. Acara Ruwat Bumi di Desa Purwonegoro. (K.R.T.)