
Kantorberita.co.id (Tegal) Manusia tidak punya harapan, ia sebenarnya hidup tanpa arah. Tanpa tujuan yang jelas. Ibarat pepatah mengatakan hidup segan, matipun tak mau. Harapan adalah semangat dan daya dorong bagi untuk mencapai mimpi-mimpinya.
Apa pengharapan bagi Yayasan Sekolah dan Asrama Kristen (YSAK) Tegal melangkah maju. Setelah 65 tahun, berjuang melalui lembaga pendidikan TK Bagya Wacana dan SD Putra Wacana. Saat ini konteks YSAK di refleksikan dalam Yosua 1:1-9. Seperti Tuhan memerintahkan Yosua untuk merebut tanah Kanaan.
Perjalanan umat selama 40 tahun, di tempa dengan berbagaimacam dinamika. Kekurangan air, kekurangan makan, sakit, konflik, perpecahan dan mengerucut juga melawan Tuhan. Melalui simbol pembuatan patung berhala untuk di sembah. Sampai pada akhirnya Musapun tidak diperkenankan masuk ke Tanah Kanaan. Sebab ia tak mampu mengendalikan dirinya.
Dinamika iman dikhotbahkan oleh Pdt. Bernadus M. Eksilimawan, S.Si dengan tema : Meneruskan Langkah Dengan Pengharapan, untuk memberikan semangat. Dirinya menggambarkan kalau umat waktu itu dengan rantang waktu 40 tahun, sudah berada di tepi sungai Yordan, dan siap menyeberang guna merebut Tanah Kanaan sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan. Harapannya pada YSAK pun demikian.
Kalaupun sudah 65 tahun dan baru sampai di tepi sungai, untuk menggelorakan kembali panggilan pelayanan dalam bidang pendidikan, diminta jangan kecut dan tawar hati.

“Penyertaan Tuhan tidak pernah berhenti. Secara nyata kehadirannya waktu itu di tengah-tengah umat di wujudkan melalui tiang awan pada siang hari, dan tiang api pada malam hari. Semua itu untuk menunjukkan kehadiran dan pertolonganNya. Bukankah hal yang sama akan terjadi juga pada semua unsur YSAK. Diberkati Tuhan. Sepanjang melakukan apa yang diperintahkan kepada Tuhan” ungkap Bernadus dalam khotbah pada pelepasan purna tugas guru dan kepala sekolah, serta pelantikkan kepala sekolah di komplek YSAK Tegal, pada hari Sabtu 8 Juli 2023.
Senada saat merasakan pertolongan Tuhan dalam hidup. Lukas Budiono, S.Pd sebagai guru yang purna tugas. Dalam keterbatasan Yayasan, ia mengajak tetap bersuka cita dan bersyukur. Bagian rasa syukur kepada Tuhan, tetap ia nikmati, meskipun gaji mengajar di SD Putra Wacana yang diterima sangat jauh di banding guru ASN.
“Jangan pikirkan gaji. Sedikit tetapi bersyukur, akan membuat kita bahagia. Berbeda dengan oknum pejabat. Meskipun bergaji banyak dan fasilitasnya luar biasa, namun ia tidak mampu bersyukur, yang terjadi adalah melakukan tindakan korupsi” tutur Lukas dalam sambutannya yang mengatakan bahwa gaji masuk dalam urutan no 6.
Bersyukur dan tetap menerima kenyataan, juga diungkapkan oleh Rico Heri Suswanto, SE, S.Pd. Kepala sekolah SD yang mengundurkan diri. Ia ingin menjalani hidup dengan sebuah kejujuran.
“Saya menerima apa yang harus saya alami saat ini. Apalagi mendengar yang menggantikan saya adalah ibu Sri Sumarah, saya tetap menghormatinya. Tentu dibalik semua ini ada rencana Tuhan. Sebenarnya saya sangat mencintai SD Putra Wacana. Menjadi penjaga sekolahpun akan saya jalani sebagai bukti cinta itu.
Secara terpisah, Sri Sumarah yang dilantik oleh Drs. Ponoharjo, M.Pd selaku Ketua Dewan Pembina YSAK Tegal menghimbau kepada gereja-gereja pendukung YSAK Tegal. Tidak hanya dalam doa saja.
“Berdoa itu baik, sangat baik. Menjadi lebih baik lagi kalau dalam doa diimbangi dengan dana. YSAK Tegal membutuhkan kasih sayang dari seluruh jemaat yang mungkin jumlah ribuan. Saya meminta supaya dalam hal ini kita tidak saling menyalahkan, Betapa sakitnya kalau disalahkan” pinta Sumarah saat memberi sambutan.
Lebih lanjut lagi Sumarah berterima kasih kepada Rico. Sebab melalui arasement dan syair lagu yang dibuat Rico, dirinya dapat melatih lagu tersebut pada guru-guru yang ditunjuk oleh dinas.
Perjalanan YSAK Tegal memiliki dinamika yang panjang. Dulu mendapat dukungan dana dan daya dari Klasis Jakarta Bagian Timur dan Klasis Jakarta Bagian Barat. Setelah pada kurun tertentu, YSAK Tegal diminta mandiri tanpa bantuan dari Jakarta secara lembaga melalui klasis.
“Dinamika itu saya alami. Dulu sering bolak balik ke Jakarta naik bis. Rapat YSAK Tegal bersama pengurus di Jakarta. Ada peristiwa menarik dan menjadi kesan tersendiri. Sewaktu bis berhenti di rest area pemberhentian, saya ke toilet. Selesai dari toilet ternyata bisnya sudah mulai berjalan. Untung kenek bis melihat saya yang berlari-lari sambil melambaikan tangan. Bis itu berhenti” jelas Ponoharjo setelah menyampaikan visi, misi dan rencana strategis YSAK Tegal, yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka melalui sambutannya.
Memahami dinamika YSAK Tegal dalam pelepasan dan pelantikkan kepala sekolah, Munarso, M.Pd selaku Koordinator Wilayah (korwil) Bidang Pendidikan Diknas Pendidikan dan Kebudayaan Kec. Tegal Barat menghimbau apa yang sudah terjadi, tentu sudah sesuai dengan mekanisme disini. Terus diharapkan supaya SD Putra Wacana menunjukkan kemampuannya, khususnya bidang seni.
“SD Putra Wacana sudah berjanji akan menampilkan seninya dalam gelar budaya nanti. Hanya dua sekolah yang siap tampil, yaitu SD Putra Wacana dan SD Global Inbyra School (GIS). Saya berterima kasih atas kontribusi kedua sekolah ini” pungkasnya.
Rangkaian acara pelepasan guru dan kepala sekolah serta pelantikkan kepala sekolah di komplek YSAK Tegal, di akhiri dengan doa oleh Pdt. Dr. Sugeng Prihadi, M.Min, M.Th selaku anggota Dewan Pembina YSAK Tegal. Setelah doa dilanjutkan dengan ramah tamah. (K.R.T.)